Senin, 08 April 2019

Tiga Dosa Terbesar Yang Dikerjakan Orang Muslim

Ada berjuta kesalahan yang diperbuat manusia. Masing-masing berbeda tingkatan dan bentuknya. Dari sekian banyak kesalahan tersebut setidaknya ada tiga yang menonjol dan merahimi kesalahan-kesalahan turunan. Apa sajakah itu?

Manusia ialah kawasan salah dan lupa, kata sebuah Hadits. Pernyataan ini secara sepintas hendak memberi ruang seluas-luasnya bagi insan untuk berbuat kesalahan, padahal tidak. Justru sebaliknya, Hadits ini ingin memberi rambu-rambu kepada para hamba Allah bahwa diri mereka sangat rentan berbuat lalai dan terjerumus dalam kekeliruan. Yang paling penting bagi insan ialah senantiasa hati-hati supaya tidak terperosok ke lubang dosa dan kesalahan. Tentang hal ini, sebagaimana tercantum dalam kitab Muntabihat ‘alal Isti‘ddi li Yaumil Mi‘ad, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

“Allah menurunkan wahyu kepada Nabi Musa bin ‘Imran dalam kitab Taurat: ‘Sesungguhnya induk dari segala kesalahan ada tiga, yakni takabur (sombong), hasud (dengki), dan tamak (rakus). Ketiganya melahirkan enam hal, yaitu rasa kenyang, tidur, waktu senggang, cinta harta, gila pujian, dan cinta jabatan.”

Pertama, takabur atau besar kepala atau sombong. Sifat ini sangat menjerumuskan alasannya ialah seorang hamba dibutakan oleh perasaan diri sendiri yang unggul dan di ketika yang bersamaan memandang rendah orang lain. Kita tahu, Iblis dikutuk masuk neraka selama-lamanya alasannya ialah sifat ini. Perasaan bahwa Iblis lebih utama dan mulia dari Nabi Adam ‘alaihissalam membuatnya membangkang dari perintah Allah subhanahu wa ta’ala. Ia menentukan jatuh dalam kegelapan selamanya ketimbang menaruh rasa hormat kepada Nabi Adam.

Tampaklah bagaimana al-kibru atau keangkuhan memunculkan rasa paling benar sendiri, paling mulia sendiri, dan akibatnya secara sadar maupun tidak sadar merasa pantas untuk merendahkan yang lainnya. Sifat takabur juga berakibat pada hilangnya ketawadu’an kepada sesama dikarenakan telah silap akan kekurangan dan kesalahan diri sendiri.

الكِبْرُ بَطْرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Takabur merupakan perilaku mengingkari kebenaran dan memandang remeh insan yang lain”

Yang kedua, ialah hasud. Istilah lain dari sifat ini ialah iri atau dengki. Orang yang hasud mempunyai ciri menjilat ketika sedang berhadapan dan mengumpat ketika berada di belakang. Orang yang dihinggapi penyakit hati ini selalu diliputi rasa susah kala menyaksikan orang lain gembira; dan sebaliknya, merasa besar hati kala orang lain sedang susah. Selain menyiksa batin sendiri, hasud juga menggerogoti amal kebaikan.

إيَّاكم والحسدَ، فإنَّ الحسدَ يأكلُ الحسناتِ كما تأكلُ النَّارُ الحطبَ

“Jauhilah hasud alasannya ialah sebetulnya hasud menggerogoti kebaikan-kebaikan sebagaimana api menggerogoti kayu bakar.” (HR. Abu Dawud)



Biang kesalahan yang ketiga ialah al-hirsu atau tamak. Yang dimaksud dalam hal ini ialah serakah terhadap kehidupan duniawi. Sebagaimana yang diberikan kepada Iblis dan binatang, Allah juga menganugerahi kita keinginan-keinginan. Hanya saja Allah memberikah kita batasan-batasan sehingga harapan tersebut tersalurkan secara manusiawi dan sewajarnya. Tamak tak kalah membahayakannya dari takabur dan hasud. Orang yang dijangkiti sifat serakah biasanya tak peduli dengan kondisi di sekelilingnya, bahkan kadang kondisinya sendiri. Kesilapan dengan laba bahan yang besar dapat menciptakan sebuah perusahaan tambang terus mengeruk kekayaan bumi meski berakibat jelek bagi keseimbangan alam dan kehidupan warga sekitar. Seorang politisi rela melaksanakan risywah (suap) dan fitnah alasannya ialah serakah terhadap jabatan.

Ketiga sifat itulah yang disebut ummahatul khathaya, biang kesalahan. Dikatakan “biang” alasannya ialah ketiganya menjadi faktor utama dan pemicu munculnya dosa-dosa lain. Kita mengajak diri sendiri juga kepada orang lain untuk senantiasa mengevaluasi diri, seberapa jauh kita dihinggapi ketiga penyakit hati tersebut. Dan mari kita perbaiki selagi kesadaran masih bersemayam di dalam hati. Karena Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda:

"Setiap anak adam (manusia) berbuat kesalahan, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah ialah yang bertobat." (HR. At-Tirmidzi)

Wallahu A’lam

Load comments