Rabu, 10 April 2019

Kisah Penghuni Kubur Menerima Bingkisan Istimewa Dari Anaknya

Suatu hari seorang alim bermimpi bertemu dengan para andal kubur. Dalam mimpinya ia melihat para andal kubur sedang berebut dan memungut aneka macam macam bingkisan yang berserakan. Tak usang kemudian ia melihat ada satu orang yang sedang duduk hirau tidak tergiur sama sekali dengan aneka macam barang berharga yang sedang diperebutkan tersebut. Orang alim ini pun dibentuk heran dan penasaran.

"Mengapa Anda membisu saja tidak menyerupai mereka mengambil barang-barang itu?" tanya sang alim kepada orang tersebut.

Mendapat pertanyaan itu, ia eksklusif menjawab bahwa mereka yang sedang sibuk itu sedang mengambil 'paket kiriman' dari umat Islam yang mendoakan andal kubur berupa bacaan Al-Qur'an, sedekah dan doa.

"Saya sendiri tidak butuh 'bingkisan' itu alasannya saya sudah punya semuanya," jawab pria itu dengan mantap.

"Dari mana Anda sanggup mendapat barang-barang itu?" tanya sang alim yang tambah penasaran.

"Saya punya anak yang berjualan camilan bagus di pasar X, setiap hari ia selalu mengirim bacaan Al-Qur'an dan doa kepadaku," jawabnya

Tidak usang kemudian, sang alim ini terbangun dari tidurnya dan semua yang terjadi dalam mimpinya itu sangat terang teringat hingga kesannya ia tetapkan untuk mengunjungi pasar X dan mencari seseorang yang menjual kue.

Berangkatlah sang alim ini menuju pasar X dan tidak perlu waktu usang untuk menemukan penjual camilan bagus di sana. Firasat orang alim ini semakin berpengaruh ketika melihat verbal penjual camilan bagus ini tidak henti-hentinya bergerak menyerupai sedang membaca sesuatu.

"Saya melihat verbal Anda dari tadi tidak berhenti bergerak, jika boleh tahu apa yang sedang dibaca?" tanya orang alim itu.

"Oh, saya sedang membaca Al-Qur'an dan dikirimkan khusus untuk orang tuaku yang sudah meninggal," jawabnya.

Jawaban itu cukup memuaskan sang alim alasannya apa yang disampaikan penjual camilan bagus itu ternyata mempunyai hubungan dengan mimpi yang dialaminya kemarin.



Beberapa waktu kemudian, sang alim ini kembali bermimpi sebagaimana sebelumnya, namun ada sesuatu yang berbeda. Ia melihat orang yang dulu hanya duduk manis, kini juga ikut memungut 'bingkisan' dengan para andal kubur lainnya. Sang alim tak sempat berkomunikasi, alasannya orang itu terlihat begitu sibuk.

Ketika sudah berdiri dari tidurnya, sang alim ini sedikit kebingungan hingga kesannya ia tetapkan untuk kembali menemui sang penjual camilan bagus di pasar. 

Namun ketika hingga di pasar, sang alim tidak menemukan penjual camilan bagus itu alasannya berdasarkan gosip yang didapat, penjual camilan bagus yang waktu itu selalu membasahi bibirnya dengan bacaan Al-Qur'an ternyata sudah meninggal dunia. 

Akhirnya sang alim pun menyimpulkan bahwa orang yang di mimpi pertama hanya duduk bagus kemudian di mimpi kedua sibuk berebut 'bingkisan' itu ternyata sudah tidak lagi mendapat kiriman doa dari anaknya. 

Dzikir yang berisi doa dan bacaan ayat suci Al-Quran atau juga sedekah yang dilakukan orang hidup kemudian 'dikirimkan' untuk orang yang sudah meninggal dunia bekerjsama sanggup hingga dan memberi manfaat bagi andal kubur. Hal ini dibahas dalam kitab I'anatut Thalibin jilid 2 halaman 143.

Syaikh Bakri Syata Ad-Dimyati, sang penulis kitab tersebut mengutip hadits Rasulullah dan pendapat para ulama dalam membahas pentingnya ziarah dan mengirim doa untuk orang meninggal dunia sebagaimana dongeng inspiratif ini. 

Wallahu A’lam

Load comments