Senin, 11 Maret 2019

Kisah Syaikh Said Ramadhan Al-Buthi Menerima Ilmu Laduni

Dulu, Aku mengajar Kitab Hikam Ibnu Athoillah di masjid Jami' Al-Iman setiap malam Senin. Ketika hingga pada nasihat ke 75 yaitu:

ماالعارف إذا أشار وجد الحق أقرب إليه من إشارته

Tiba-tiba pikiranku buntu. Aku sama sekali tak bisa memahami maksud dari nasihat itu meski saya sudah mengangan-angankan maknanya berkali-kali.

Akhirnya, saya meminta maaf kepada jamaah yang hadir dan menyampaikan bahwa kalam yang satu ini tampaknya memang berada di atas level nalar pikiran kita, dan akupun beranjak menjelaskan nasihat setelahnya.

Dua bulan sesudah itu, saat menulis Syarah Kitab Hikam ini saya kembali hingga pada nasihat yang sama. Dan lagi-lagi saya menemukan jalan buntu. Aku sama sekali masih belum bisa mengerti maksud dari 'Dawuh' Ibnu Athoillah ini.

Kala itu tanpa diduga saya diundang untuk menghadiri Mu'tamar Ulama di Kairo, Mesir. Selama di sana, saya gunakan waktu luangku untuk berziarah ke makam-makam auliya' ibarat Imam Syafi'i, Izz bin Abdissalam, Ibnu Daqiqil, Ibnul Faridh, dan Ibnu Athoillah.

Ketika berziarah ke makam Ibnu Athoillah, saya duduk bersimpuh di hadapannya dan membaca Al-Qur’an. Lantas saya berdoa dengan doa yang telah Allah ilhamkan padaku:

"Ya Allah, engkau tahu bahwa saya tidak bisa memahami nasihat yang ingin saya tulis dan jelaskan di waktu itu, maka saya meminta kepadamu Ya Allah, dengan barokah Wali yang mana saya ada di hadapannya sekarang, Ibnu Athoillah pemilik Hikam itu. Berikanlah saya petunjuk biar saya bisa memahami apa yang ia maksud dari kalamnya itu".

Syaikh Ramadhan al-Buthi bersama Habib Umar bin Hafidz
Syaikh Said Ramadhan al-Buthi menjadi imam shalat


Aku kembali ke Damaskus, Suriah. Di hari kedua saya kembali meneruskan penulisan Syarah Hikam dan kembali berusaha memahami nasihat yang tempo hari sama sekali tak bisa kupahami.

Dan ajaib, tiba-tiba saja saya seolah-olah ada di hadapan makna-makna abnormal yang turun begitu deras menghujani pikiranku. Makna-makna yang siap untuk ditulis dan sama sekali tak pernah terlintas dalam pikiranku sebelumnya! Akhirnya dengan gampang saya menuntaskan Syarah Hikmah itu pada malam itu juga. Dan saya bersaksi. Aku bagaikan murid yang mendengar klarifikasi pribadi dari gurunya lantas lalu menulis dan mencatat klarifikasi itu!

(Pengalaman Syaikh Muhammad Said Ramadhan Al-Buthy yang dia abadikan dalam Muqodimmah Syarh Hikamnya 2/5-6)

Wallahu A’lam

dutaislam.com

Load comments