Minggu, 31 Maret 2019

Kisah Semut Memberi Makan Cacing Buta Pada Periode Nabi Sulaiman

Pada suatu hari Nabi Sulaiman as. sedang duduk di tepi danau. Tak usang sehabis itu dia melihat seekor semut yang berjalan sambil memanggul sebiji gandum. Nabi Sulaiman as. terus memperhatikan semut itu, dan dilihatnya si semut berjalan menuju ke tepi danau.

Ketika si semut sudah hingga di tepi danau tiba-tiba ada seekor katak yang keluar dari dalam air seraya membuka mulutnya. Kemudian dilihatnya si semut itu masuk ke dalam lisan katak sambil membawa serta gandum yang dipanggulnya itu. Lalu katak itu pun menyelam ke dalam danau dalam waktu yang cukup lama. Nabi Sulaiman as. merasa takjub dengan insiden itu.

Ketika dia masih diliputi perasaan takjub dan tengah memikirkan insiden itu, tiba-tiba katak tersebut keluar dari dalam air dan membuka mulutnya. Lalu semut itu keluar, sementara sebiji gandum yang dibawanya sudah tidak ada lagi bersamanya.

Nabi Sulaiman as. memanggil semut itu dan menanyakan kepadanya perihal apa yang dilakukannya barusan.

“Wahai semut, ceritakanlah apa yang kau lakukan selama berada di lisan katak tadi?” tanya Nabi Sulaiman as.

“Wahai Nabi Allah, bekerjsama di dalam danau ini terdapat sebuah watu yang cekung berongga, dan di dalam cekungan watu itu terdapat seekor cacing yang buta,” jawab si semut. 

Lalu semut melanjutkan:

“Cacing tersebut tak kuasa keluar dari cekungan watu itu untuk mencari penghidupannya. Dan bekerjsama Allah telah mempercayakan kepadaku urusan rezekinya, dan memerintahkan saya untuk memberikan rezeki padanya, oleh alasannya itu, saya membawakan rezekinya, dan Allah swt. telah menguasakan kepadaku sehingga katak ini membawaku kepadanya. Maka air ini tidaklah membahayakan bagiku. Sesampai di watu itu, katak ini meletakkan mulutnya di rongga watu itu, kemudian saya pun sanggup masuk ke dalamnya,”

“Kemudian sehabis saya memberikan rezeki kepada cacing itu, saya keluar dari rongga watu dan masuk kembali ke lisan katak ini. Lalu katak ini mengembalikan saya ke tepi danau.”

Nabi Sulaiman as kemudian bertanya: “Apakah kau mendengar bunyi cacing itu bertasbih?”

Semut menjawab: “Ya, cacing itu bertasbih dengan mengucapkan:

يَا مَنْ لَا يَنْسَنِيْ فِى جَوْفِيْ هَذِهِ بِرِزْقِكَ لَا تَنْسَى عِبَادَكَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِرَحْمَتِكَ

“Wahai Dzat Yang tidak melupakan saya di dalam danau yang dalam ini dengan rezeki-Mu, janganlah Engkau melupakan hamba-hamba-Mu yang beriman dengan rahmat-Mu.”



Demikianlah, bila Allah sudah berkehendak maka tak akan ada yang sanggup menghalanginya, bahkan rezeki itu bisa tiba dari jalan yang tidak diduga sama sekali sebelumnya oleh kita. Allah mengatur rezeki segenap makhluk-Nya, termasuk manusia. Sebagaimana pesan Al-Qur’an dalam surah Hud ayat 6:

 “Dan tidak ada suatu hewan melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya”.

Tetaplah rajin berikhtiar hingga batas kemampuan kita berusaha. Jangan lupa berdoa dan serahkan kesannya pada keputusan Allah, berapa kadar rezeki yang Dia berikan untuk kita, itulah keputusan-Nya.

Dan janganlah sekali-kali menggerutu dengan karunia Allah, tapi merasalah tidak puas dengan ikhtiarmu saja yang mungkin belum mencapai batas kemampuanmu. Subhanallah!!

Wallahu A’lam

bangkitmedia.com

Load comments