Senin, 18 Maret 2019

Kisah Rasulullah Bertengkar Dengan Istrinya

Rasulullah yakni manusia, namun tidak menyerupai insan biasa. Beliau makan, minum, tidur, berumah tangga, dan melaksanakan hal-hal lainnya layaknya insan pada umumnya. Bedanya, Rasulullah yakni orang yang maksum (terjaga dari perbuatan dosa). Segala tindak tanduknya terbebas dari kemaksiatan lantaran dijaga oleh Allah.   

Sebagai seorang suami misalnya. Rasulullah juga mengalami hiruk-pikuk problem rumah tangga sebagaimana suami-suami lainnya. Mulai dari berselisih, berdebat sampai bertengkar dengan sang istri. Terkait hal ini, ada beberapa riwayat yang menceritakan momen Rasulullah kala bertengkar dengan sang istri. 

Salah satunya yakni yang dikisahkan buku Kisah-kisah Romantis Rasulullah. Suatu ketika Sayyidah Aisyah berbicara dengan keras dan lantang kepada Rasulullah dari bilik kamar. Sayyidina Abu Bakar as-Siddiq yang ketika itu bertamu di rumah Rasulullah segera mengetahui bila anaknya (Aisyah) dan menantunya (Rasulullah) sedang bertikai.

Mendapati hal itu, Sayyidina Abu Bakar meminta izin Rasulullah untuk menemui putrinya. Ketika sudah berhadapan dengan Sayyidah Aisyah, Sayyidina Abu Bakar pribadi mengangkat tangannya hendak memukul Sayyidah Aisyah alasannya yakni sudah berbicara keras dengan Rasulullah. Namun lalu Rasulullah mencegahnya. 

Di hari berikutnya, Sayyidina Abu Bakar berkunjung ke rumah Rasulullah. Dia menyaksikan bila anak dan menantunya telah baikan dan tidak bertengkar lagi pada hari itu.

Diceritakan juga bahwa suatu ketika Rasulullah murka kepada Sayyidah Aisyah lantaran satu dua hal. Lalu lalu Rasulullah meminta Sayyidah Aisyah untuk menutup mata dan mendekat. Seketika itu Sayyidah Aisyah merasa cemas lantaran menduga akan dimarahi Rasulullah. Apa yang dibayangkan Sayyidah Aisyah ternyata meleset. 

“Khumaira-ku (panggilan sayang Rasulullah untuk Sayyidah Aisyah) telah pergi rasa marahku sesudah memelukmu,” kata Rasulullah. 



Dari dongeng Rasulullah di atas, ada dua hikmah yang sanggup dipetik. Terutama bagaimana seharusnya perilaku seorang suami kepada istri ketika mereka cekcok.

Pertama, tidak melibatkan orang lain. Persoalan rumah tangga sebaiknya diselesaikan sendiri, tidak perlu melibatkan orang lain meskipun itu orang bau tanah sendiri atau mertua. Rasulullah pun mencegah Sayyidina Abu Bakar yang notabennya mertuanya sendiri untuk ‘ikut campur’ dalam permasalahan rumah tangganya. 

Kedua, menghilangkan kemarahan terhadap istri dengan mendekapnya. Seperti yang dilakukan Rasulullah, ketika seorang suami atau istri murka atau berselisih dengan pasangannya maka hendaknya ia pribadi memeluk pasangannya. Jangan malah menampar atau memukulnya. 

Wallahu A’lam

Load comments