Kamis, 07 Maret 2019

Kisah Dikala Rasulullah Mengumandangkan Adzan

Pertanyaan:

Dalam kesempatan ini aku mau menanyakan hal terkait adzan. Terutama menyangkut apakah Nabi Muhammad SAW pernah mengumandangkan adzan? Atas penjelasannya aku ucapkan terima kasih.  

Jawaban:

Penanya yang budiman, agar selalu dirahmati Allah SWT. Ketika membincang adzan, sobat Bilal ialah sosok yang tak sanggup dipisahkan. Perannya sebagai salah satu muadzin yang mengingatkan datangnya waktu shalat pada masa Rasulullah SAW sangat signifikan. Suaranya yang indah dan lantang menjadi faktor yang mengakibatkan Rasulullah SAW menunjuknya sebagai muadzin.

Dari situ kemudian kumandangan adzan selalu identik dengan panggilan shalat lima waktu. Karenanya kemudian adzan didefinisikan berdasarkan syara’ ialah pemberitahuan masuknya waktu shalat lima waktu dengan redaksi yang sudah diketahui dan ma’tsur dengan sifat khusus. Demikian sebagaimana yang kami pahami dari klarifikasi dalam Kitab Al-Mausu’atul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah berikut ini:

الأَذَانُ لُغَةً : الإِعْلاَمُ ، قَال اللَّهُ تَعَالَى : { وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ } أَيْ أَعْلِمْهُمْ بِهِ وَشَرْعًا الإِعْلاَمُ بِوَقْتِ الصَّلاَةِ الْمَفْرُوضَةِ ، بِأَلْفَاظٍ مَعْلُومَةٍ مَأْثُورَةٍ ، عَلَى صِفَةٍ مَخْصُوصَةٍ

“Pengertian adzan secara bahasa ialah pemberitahuan (al-i’lam). Allah SWT berfirman, ‘Dan berserulah kepada insan untuk mengerjakan haji,’ (QS. Al-Hajj: 27). Maksud berseru dalam ayat ini ialah ‘beritahukan kepada mereka’. Dan berdasarkan syara’ ialah pemberitahuan masuknya waktu shalat fardhu dengan redaksi yang sudah maklum dan ma’tsur dengan sifat khusus,” (Lihat Al-Mausuatul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, juz II, hal. 357).

Dalam sejarahnya, berdasarkan pendapat yang lebih shahih (al-ashshah) adzan pertama kali disyariatkan pada tahun ke-1 Hijriyah di kota Madinah. Pandangan ini didasarkan kepada beberapa riwayat yang dianggap shahih. Demikian sebagaimana dijelaskan dalam Kitab Al-Mausu’atul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah.

شُرِعَ الْأَذَانُ بِالْمَدِينَةِ فِي السَّنَةِ الأُوْلَى مِنَ الْهِجْرَةِ عَلَى الأَصَحِّ ؛ لِلأَحَادِيثِ الصَّحِيحَةِ الْوَارِدَةِ فِي ذَلِكَ 

“Menurut pendapat yang lebih shahih, adzan pertama kali disyariatkan di kota Madinah pada tahun pertama hijriyah, sebab adanya beberapa riwayat yang shahih yang menjelaskan akan hal tersebut,” (Lihat Al-Mausuatul Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah, juz, II, hal. 358).



Jika sobat Bilal dikenal sebagai salah satu muadzin pada masa Rasulullah SAW, maka kemudian melahirkan pertanyaan, apakah Rasulullah SAW juga pernah mengumandangkan adzan?

Dalam beberapa literatur yang kami baca, salah satunya ialah Kitab Mishbahuz Zhalam Syarhu Bulughil Maram yang ditulis oleh Kiai Muhajirin Amsar ulama Betawi yang populer kealimannya dan sangat produktif. Dalam hal ini dia menghadirkan pandangan Syekh Abddullah As-Syarqawi yang dikemukakan dalam Kitab Hasyiyatut Tahrir.

Menurut Asy-Syarqawi Rasulullah SAW pernah mengumandangkan adzan sekali saat dalam perjalanan (safar). Lebih lanjut dia menyatakan saat hingga pada syahadat kedua, Rasulullah mengumandangkan “Asyhadu anna Muhammadar-Rasulullah”. Namun, ada pendapat lain (qila), yang dikumandangan ialah “Asyhadu anni Rasulullah”.  Demikian sebagaimana dikemukakan oleh Kiai Muhajirin Amsar Betawi.

قَالَ الشَّيْخُ عَبْدُ اللهِ الشَّرْقَاوِيُّ فِى حَاشِيَةِ التَّحْرِيرِ: أَذَّنَ صلى الله عليه وسلم مَرَّةً فِى سَفَرِهِ فَقَالَ فِيهِ: أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ، وَقِيلَ: أَشْهَدُ أَنِّي رَسُولُ اللهِ

“Syekh Abdullah Asy-Syarqawi di dalam kitab Hasyiyatut Tahrir berkata, ‘Rasulullah SAW pernah sekali melaksanakan adzan saat dalam perjalanan. Kemudian dalam adzan tersebut dia mengumandangkan, ‘Asyhadu anna Muhammadar-Rasulullah’. Dan pendapat lain (qila) dia mengucapkan, ‘Asyhadu anni Rasulullah’.” (Lihat Kiai Muhajirin Amsar Bekasi, Misbahuz Zhalam Syarhu Bulughil Maram, jilid I, hal. 139).

Demikikan tanggapan sanggup kami kemukakan. Semoga sanggup dipahami dengan baik. Kami selalu terbuka untuk mendapatkan saran dan kritik dari para pembaca.

Wallahu A’lam

Load comments