Senin, 04 Maret 2019

Keistimewaan Yang Diberikan Allah Kepada Mukmin Yang Sakit

Tidak selamanya orang diberi kesehatan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Orang paling taat atau bahkan Baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam pun pernah mencicipi sakit. Setiap orang, entah berkelakuan baik ataupun buruk, akan menyandang sehat dan sakit. Tentu saja sakitnya orang yang beriman tidak sama dengan orang yang tidak beriman kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Umamah al-Bahiliy, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda: 

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ أَوْحَى اللَّهُ إِلَى مَلَكِهِ أَنِ اكْتُبْ لِعَبْدِي أَجْرَ مَا كَانَ يَعْمَلُ فِي الصِّحَّةِ وَالرَّخَاءِ إِذْ شَغَلْتُهُ، فَيَكْتُبُ لَهُ

“Jika ada hamba beriman yang sakit, Allah menunjukkan wahyu kepada malaikat-Nya: ‘Tulislah untuk hamba-Ku pahala sebagaimana pahala atas amal yang ia kerjakan dikala sehat dan sejahtera, bila Aku membuatnya sibuk’. Lalu malaikat pun mencatatnya.” (At-Targhib fî Fadlailil A’mal, hal. 397). 

Di hadits lain dikisahkan, ketika ada orang mukmin sakit, sebelum ia menderita atas sakit yang tiba menimpa, Allah sudah menyuruh empat malaikat terlebih dahulu mendatangi hamba yang akan sakit tersebut. 

Allah menugaskan satu malaikat untuk menyedot kekuatan badan seseorang sehingga ia bermetamorfosis lemah. Malaikat kedua diperintah untuk menyedot perasaan enak di lisan seseorang sehingga ia tiba-tiba menjadi tidak enak dikala makan apa pun. 

Malaikat ketiga ditugaskan untuk mengambil cahaya wajah seseorang tersebut. Maka orang yang dicabut nur wajahnya, mukanya menjadi pucat pasi. Dan yang keempat, Allah mengutus malaikat yang satunya untuk mengambil dosa-dosa orang yang sakit sehingga ia tidak lagi mempunyai dosa. 

KH. Hasyim Muzadi dijenguk Ketua Muhammadiyah


Pada dikala Allah menghendaki seorang hamba yang sakit tersebut untuk kembali sehat, Allah menyuruh ketiga malaikat mengembalikan hal-hal yang sebelumnya ia ambil. Hanya saja, Allah tidak mengutus malaikat yang mengambil dosa untuk mengembalikannya. 

Malaikat pengambil dosa kemudian bersujud seraya melapor kepada Allah. “Ya Allah, Engkau telah mengutus empat malaikat. Engkau suruh mereka untuk mengembalikan atas apa yang sebelumnya mereka ambil. Namun mengapa Engkau tidak menyuruh hamba-Mu ini untuk turut serta mengembalikan?”

Allah subhanahu wa ta’ala kemudian menjawab, “Atas kemurahan dan kemuliaan-Ku, Aku tidak mau mengembalikan dosa kepada ia sesudah Aku membikin ia kepayahan.”

“Terus apa yang harus kami lakukan, Ya Allah?” tanya malaikat.

Allah kemudian memerintahkan “Pergilah kau dan buanglah dosa-dosa ia ke lautan.” 

Malaikat pun menjalankan perintah Allah. Dan kesalahan-kesalahan itu berubah wujud menjadi aligator.

Andai saja orang tersebut meninggal dunia dikala itu, ia akan keluar dari dunia tanpa dosa sebagaimana sabda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam:

حمى يوم كفارة سنة

“Sakit sehari sama dengan melebur dosa setahun.” (HR. Al-Qadla’i, dalam Ihya’ Ulumuddin, juz 4, hal. 288). 

Wallahu A’lam


Load comments