Minggu, 10 Maret 2019

Kebenaran Ramalan Gus Miek Perihal Gus Dur Dan Fitnah Nu

Ternyata benar dawuh Gus Miek yang menyampaikan bila Gus Dur itu yaitu paku buminya NU. Buktinya, sewaktu Gus Dur masih hidup, tidak ada yang berani menganggu NU dan memfitnah NU.

Bila Gus Dur menunjuk batang hidung seseorang dengan sebutan “pengacau”, maka orang itu tidak akan berani melanjutkan agresi ngacaunya. Di masa beliau, NU berhasil menempatkan dakwah Islam yang murni rahmatan lil’alamin tanpa tindakan destruktif, apalagi anarkis.

Pada tahun 1992, kala masih memimpin NU, Gus Dur melaksanakan show of power NU menghadapi tekanan rezim Orde Baru ketika itu. Gus Dur mengadakan Rapat Akbar Nasional NU di Parkiran sebelah Timur Senayan. Rapat akbar NU itu diperkirakan dihadiri ratusan ribu bahkan jutaan warga nahdliyyin dari seluruh tanah air.

Barisan ulama yang hadir antara lain KH. Cholil Bisri (Rembang), KH. Ilyas Ruchiyat (Tasikmalaya), KH. Muslim Rifa’i Imam Puro (Klaten), KH. Abdullah Faqih (Tuban), KH. Abdullah Abbas (Cirebon) dan lain-lain. Bahkan dari pesantren Buntet konon ikut mengirim ribuan jin ke program itu. Makanya di tengah-tengah lapangan terlihat ada arena yang sengaja dikosongkan. Di situlah konon jamaah jin dari Buntet berkumpul.

Itulah unjuk kekuatan NU terbesar sepanjang massa. Tidak ada satupun organisasi massa yang mampu menghimpun jamaah begitu banyak dalam satu program selain NU.

Gus Miek dan Gus Dur


Gus Miek pernah berkata kepada Gus Dur dikala berada di serambi laga (mushola) area makam auliya Tambak, Kediri, “Gus, sampean itu paku buminya NU. Kelak sepeninggal sampean, NU bakal kena fitnah,” kata Gus Miek.

“Kenapa dapat begitu Gus, apakah sudah tidak ada lagi para masyayikh (para kiai) yang menjaga NU?” tanya Gus Dur.

“Bukan lantaran itu, tapi itu disebabkan dunia sudah ada di atas kepala warga NU dan banyak orang terbelakang yang mencabik NU,” jawab Gus Miek.

Kemudian kedua tokoh besar NU berdoa dengan khusyu’ sambil sesekali sesenggukkan menahan tangis. Selesai berdoa, wajah Gus Miek sumringah sambil mengatakan: “Fitnah itu hanya seumur jagung”. Mendengar itu Gus Dur tertawa lepas. Allah yarham keduanya. Alfatihah.

bangkitmedia.com

Load comments