Minggu, 24 Februari 2019

Kisah Wali Allah Yang Menghidupkan Orang Mati

Pada masa Nabi orang tidak heran dengan kisah-kisah Mukjizat yang diterangkan dalam Al-Qur’an. Lain halnya saat umat semakin jauh dari masa kenabian, umat bakal bertanya-tanya perihal kebenaran kisah-kisah tersebut. Di benak sebagian umat, mereka bertanya-tanya, apa benar kisah-kisah dalam Al-Qur’an itu, hanya fiktif atau legenda belaka?

Hal ini sangat terkait dengan keimanan yang bagi sebagian orang perlu pembuktian terdekat. Maka dari itu, munculnya karomah-karomah di tangan ulama-ulama besar dan para wali menyerupai Syekh Abdul Qadir Jailani salah satunya untuk mengangkat kepercayaan umat semoga lebih tebal keimanannya terhadap mukjizat Nabi Muhammad SAW atau mukjizat-mukjizat yang dikisahkan dalam Al-Qur’an.

Maka, lahirlah karomah-karomah atau keistimewaan-keistimewaan tersebut, menyerupai Syekh Abdul Qadir Jailani yang dikisahkan Maulana Habib Muhammad Luthfi bin Yahya dalam Secercah Tinta (2012) mempunyai karomah dapat menghidupkan orang yang sudah meninggal. Hal ini akan mempertebal keimanan seseorang bahwa mukjizat yang dimiliki para Nabi ialah benar. Buktinya, para ulama penerusnya mempunyai keistimewaan yang tidak dipunyai setiap orang.

Orang awam atau umum akan semakin kuat, tebal, dan semakin percaya terhadap keistimewaan yang diberikan Allah SWT kepada para insan pilihannya. Demikian juga Imam Yahya bin Hasan yang juga keturunan Syekh Abdul Qadir Jailani hasilnya disebut Bin Yahya. Karomah-karomahnya juga dapat menghidupkan orang mati. 

Habib Luthfi meriwayatkan, suatu saat berjalan dengan romobongan dari Tarim, Hadhramaut, Yaman, rombongan tersebut hendak ziarah ke Baitullah al-Haram Makkah lalu ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW.

Dalam perjalanan ke Madinah sehabis dari Makkah, seorang rombongannya ada yang meninggal. Kemudian ada yang melapor kepada Imam Yahya bahwa ada anggota rombongan yang meninggal. 

Lalu Imam Yahya tiba dan memegang indera pendengaran orang tersebut dan berkata: “Hai kamu, mau aku ajak ziarah ke jaddana (kakekku) al-Musthafa Muhammad SAW. Nanti sehabis berziarah ke jaddana al-Musthafa Muhammad SAW, mau mati, matilah. Ayo qum biidznillah, hiduplah kembali dengan izin Allah.”

Akhirnya, seorang anggota rombongan yang mati itu hidup kembali. Tetapi saat hingga di Tarim kembali, sehabis ziarah ke makam Baginda Nabi Muhammad SAW, orang tersebut meninggal lagi. 



Itulah asal-usulnya kenapa disebut Bin Yahya, sebab mempunyai karomah dapat menghidupkan orang mati. Menurut sumber kedua, disebut Yahya itu memang yang menunjukkan nama ialah Baginda Nabi SAW sesuai keterangan Habib Alwi bin Thahir Al-Hadad, Mufti Johor (Malaysia).

Karomah-karomah menyerupai itu tercatat tidak sedikit. Mukjizatnya Nabi Allah Uzair, binatang yang sudah mati sekian ratus tahun dapat dihidupkan kembali. Umat Sayyidina Muhammad SAW ada yang menyerupai itu, dapat menghidupkan binatang yang sudah mati, yaitu Habib Abu Bakar bin Abdullah bin Thalib al-Athas. Kambing kesenangannya mati, hasilnya dihidupkan kembali oleh Habib Abu Bakar.

Karomah yang dimiliki oleh wali itu tidak hanya nampak saat hidup saja. Tetapi sehabis wafat, waliyullah masih diberi karomah. Dan bagi pengikut Ahlussunnah wal Jamaah, kepercayaan terhadap adanya waliyullah dan karomah itu perlu diyakini secara baik. Bahkan empat imam madzhab sudah bersepakat mengenai karomah yang ada pada para wali saat hidup maupun sudah wafat.

Wallahu A’lam


Load comments