Minggu, 17 Februari 2019

Kisah Mubaligh Yang Akan Disiksa Di Neraka

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kau menyampaikan apa yang tiada kau kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kau menyampaikan apa-apa yang tiada kau kerjakan.” (QS. As-Shaff: 2-3)

Seorang pendakwah mempunyai kedudukan yang mulia dan tinggi di dalam masyarakat Islam. Mereka sangat dihormati oleh umat dikarenakan telah memberikan risalah lslam dari satu mimbar ke mimbar lainnya, dari satu panggung ke panggung lainnya. Memberikan pemahaman keagamaan kepada umat awam. Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran.  Serta memberitahu kabar bangga akan nirwana dan peringatan akan neraka.

Namun siapa sangka, di balik kemuliaan kiprah pendakwah yang menyerupai itu, Rasulullah memberikan beberapa peringatan akan siksa bagi para pendakwah di darul abadi kelak. Terkhusus mereka yang perkataannya tidak sesuai dengan perbuatannya. Menyuruh seseorang untuk berbuat baik, namun diri mereka tidak melakukannya. Melarang seseorang untuk meninggalkan kemaksiatan dan kemungkaran, akan tetapi dirinya malah melakukannya. Tidak sama antara perkataan dan perbuatannya. 

Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Usamah bin Zaid, sebagaimana yang dalam kitab Akhlak Rasul Menurut Al-Bukhari dan Muslim, Rasulullah membuktikan para pendakwah menyerupai itu akan masuk ke dalam neraka dengan usus yang terurai. Di dalam neraka nanti, mereka akan berputar-putar menyerupai berputarnya keledai yang diikat dengan alat penumbuk gandum. 

Kejadian itu menarik perhatian penduduk neraka, mereka mendatangi orang tersebut dan bertanya kepadanya. Apa yang dahulu diperbuat sehingga siksaannya menyerupai itu. Orang tersebut menjawab jikalau dahulu di dunia ia ‘berprofesi’ sebagai pendakwah yang selalu mengajak umat untuk berbuat baik dan melarang mereka melaksanakan kemungkaran. Parahnya, perbuatannya tidak selaras dengan ucapannya itu.



Hadits lain menyebutkan dikala peritiswa Isra’ Mi’raj Rasulullah bertemu dengan suatu kaum yang memotong bibirnya sendiri dengan gunting dari api. Penasaran dengan insiden itu, Rasulullah lantas bertanya kepada malaikat Jibril ihwal insiden ganjil itu.

“Mereka ialah umatmu yang menjadi khatib yang menyampaikan apa yang mereka tidak kerjakan,” jawab malaikat Jibril dalam hadits riwayat Tirmidzi. 

Titik tekan dari hadits Rasulullah di atas ialah antara perkataan dan perbuatan harus selaras. Jangan hingga seseorang mengajak untuk melaksanakan hal-hal yang baik, namun ia sendiri malah berbuat hal-hal jelek yang dihentikan oleh Allah dan Rasul-Nya. Bukan kah Allah sangat benci terhadap orang-orang yang modelnya menyerupai itu?

Wallahu A’lam


Load comments