Selasa, 26 Februari 2019

Kisah Mbah Maksum Menguji Kewalian Mbah Hamid

Mbah Maksum Lasem, salah satu pendiri NU, lahir di Lasem pada tahun 1868 dan wafat tahun 1972. Dalam hal usia, dia lebih sepuh dari KH. Hasyim Asy’ari. Walaupun demikian, Mbah Maksum sangat menghormati Kiai Hasyim Asy’ari, bahkan sempat mencar ilmu ke Tebuireng. Mbah Maksum sangat menyayangi NU, bahkan tidak ridha jikalau keturunannya tidak mengikuti NU.

Banyak urusan penting NU yang “disowankan” para kiai kepada Mbah Maksum. Ini sama dengan yang dilakukan para kiai kepada Mbah Hamid Pasuruan. Pada masanya, banyak kiai yang “menyowankan” duduk masalah penting NU di Pasuruan. Kedua ulama ini dikenal sebagai sosok yang penuh karomah.

Ada dongeng menarik dari dua kiai besar ini. Mbah Maksum lebih jauh sepuh dari Mbah Hamid, sebab usia Mbah Hamid ini seangkatan dengan putra Mbah Maksum, ialah KH. Ali Maksum. Kisah ini dituturkan oleh Pak Fahmi Akbar Idris (Wakil Ketua PWNU DIY ketika ini) yang didapatkan dari KH Ali As’ad Plosokuning dari KH. Ali Maksum.

Pada suatu hari, Mbah Maksum menguji kewalian Mbah Hamid Pasuruan. Saat itu, Mbah Maksum butuh dana 25 juta untuk sebuah keperluan. Sementara, Mbah Maksum tidak mempunyai uang sebesar itu. Maka, ketika itu pula Mbah Maksum ingin menguji kewalian Mbah Hamid Pasuruan.

“Kalau Hamid itu wali, maka ketika ini saya butuh dana 25 juta,” batin Mbah Maksum.

Sinyal sesama orang shaleh niscaya nyambung. Mereka itu frekwensinya sudah sesuai jalurnya, berdasarkan Gus Muwafiq. Maka, jikalau sesuatu akan saling terhubung secara otomatis. Demikian juga yang terjadi antara Mbah Maksum dan Mbah Hamid.

Mbah Hamid Pasuruan


Tidak usang sehabis itu, tiba-tiba Mbah Maksum kedatangan tamu satu bus. Entah bagaimana, tamu satu bus menawarkan salam tempel kepada Mbah Maksum. Setelah tamu pergi, salam tempel itu dihitung ada sejumlah uang 25 juta. Tidak lebih, tidak kurang! Subhanallah!

Itulah frekwensi para wali Allah. Ujian Mbah Maksum direspon begitu cepat oleh Mbah Hamid. Semua itu juga atas kehendak Allah, bukan kesombongan para kekasih-Nya. Mereka memang sangat bersahabat dengan Allah, sehingga kehendak para kekasih ini selalu dikabulkan oleh-Nya.  

Wallahu A’lam

bangkitmedia.com

Load comments