Selasa, 26 Februari 2019

Kisah Kiai Said Menguji Kewalian Mbah Munawwir Krapyak

Sejak karomahnya di usia belia ditandai oleh Syaikhona Kholil Bangkalan, sosok Kiai Munawwir muda begitu harum namanya. Apalagi sehabis berguru di Tanah Suci, Mekkah-Madinah, Kiai Munawwir dikenal sebagai ulama yang masyhur, khususnya dalam Al-Qur’an. Hampir semua sanad ilmu Al-Qur’an di Tanah Jawa, mengacu kepada sanad Kiai Munawwir.

Dari Cirebon, Kiai Said Gedongan sudah usang kagum dengan kemasyhuran Kiai Munawwir. Bahkan Kiai Said Gedongan sering mengirimkan uang kepada Kiai Munawwir muda yang sudah masyhur alasannya yaitu konsentrasinya dalam memperdalam Al-Qur’an. Kiai Said Gedongan sangat bahagia dan bangga, alasannya yaitu ada santri dari Jawa yang fokus menekuni Al-Qur’an.

Ketika pulang di Jawa, Kiai Said ingin menguji kewalian Kiai Munawwir. Kiai Said memerintahkan santri-santrinya untuk berwudlu.

“Kalau memang Kiai Munawwir itu wali, maka hari ini ia akan tiba ke sini. Dan santri yang tidak punya wudlu, dihentikan bersalaman dengan orang suci (Kiai Munawwir),” tegas Kiai Said kepada para santri-santrinya.

Tidak usang sehabis para santri berwudlu, Kiai Munawwir benar-benar tiba sesuai yang ditegaskan Kiai Said. Para santri kagum dan berebut cium tangan Kiai Munawwir. Kiai Munawwir juga sangat menghormati Kiai Said, alasannya yaitu Kiai Said juga dikenal publik sebagai Wali Allah dari Gedongan Cirebon.

Makam Mbah Munawwir Krapyak


Kiai Said Gedongan ini masih kakeknya KH. Mahrus Ali Lirboyo Kediri, juga masih buyutnya Prof.KH. Said Aqil Siraj, Ketua Umum PBNU sekarang.  Kiai Said Gedongan juga memperlihatkan sebidang tanah wakaf kepada Kiai Munawwir yang lalu menjadi cikal bakal Pesantren Krapyak.

Jejaring para ulama Nusantara memang luar biasa, saling membantu dan saling menguatkan. Apalagi, para ulama ini mempunyai frekwensi yang saling ketemu, sehingga banyak urusan-urusannya yang dimudahkan oleh Allah SWT. Terbukti, Pesantren Krapyak kini menjadi pesantren besar yang menjadi rujukan para santri untuk mengaji, khususnya mengaji Al-Qur’an.

Wallahu A’lam

bangkitmedia.com

Load comments