Selasa, 26 Februari 2019

Kisah Kiai As’Ad Menyaksikan Eksklusif Karomah Mbah Kholil

Suatu sore di pesisir pantai bangkalan, Syaikhona Kholil Bangkalan hanya ditemani oleh Kiai As’ad Syamsul Arifin, salah satu santri beliau. Beliau berdua sedang berbincang-bincang ihwal pengembangan pesantren dan duduk masalah umat Islam di tempat Madura.

Persoalan demi duduk masalah dibicarakan, dan tidak terasa matahari sudah hampir tenggelam.  Sedangkan Syaikhona Kholil dan santrinya tersebut belum shalat Asar.

“Kita belum shalat Asar, kyai,” kata Kyai As’ad.

“Astaghfirullah….,” jawab Syaikhona Kholil menyadari kekhilafannya.

“Waktu sudah hampir habis dan kita sudah mustahil sanggup melaksanakan shalat Asar secara sempurna, kyai,” tanya Kyai As’ad.

Syaikhona Kholil pun menjawab semoga Kyai As’ad Syamsul Arifin mencari kerocok. Kyai  As’ad tentu heran, untuk apa kerocok itu, dan bertanyalah dia kepada Syaikhona Kholil.

Kyai kholil hanya menjawab dengan tersenyum: “Ya, kita pakai ke Mekah.”



Setelah menerima kerocok, Syaikhona Kholil naik ke atasnya dan diikuti oleh Kyai As’ad. Beberapa ketika Syaikhona Kholil menatap ke arah barat. Dan, datang tiba kerocok yang dinaikki dia melesat sangat cepat dan sulit diikuti pandangan mata.

Sesampainya di Mekah, azan shalat Asar gres saja dikumandangkan. Setelah mengambil air wudhu, dua kyai besar ini segera menuju shaf pertama untuk shalat Asar berjamaah di Masjidi al-Haram. Subhanallah, semoga berkah melimpah kepada kita semua.

Wallahu A’lam

bangkitmedia.com

Load comments