Selasa, 26 Februari 2019

Kisah Air Maritim Menjadi Susu Karena Karomah Mbah Kholil

Syahdan, Mbah Kholil Bangkalan Madura memanggil tiga santrinya, Mbah Manab (kelak menjadi pendiri Pesantren Lirboyo) dan dua orang santri lainnya. “Anu Cung, tolong sampean carikan air susu di laut.”

Saling pandang sejenak, ketiganya menjawab kompak, “Enggih, Kiai…”

Setelah pamitan mereka eksklusif berangkat. Dengan bekal keyakinan bahwa dawuh guru walaupun kelihatan tidak mungkin tetap harus dilaksanakan. Selama tiga hari tiga malam mencari di lautan, ternyata hasilnya nihil.

Di tengah keputusasaan ketiganya bermusyawarah. “Bagaimana ini?”

“Lha iya, jikalau kita jawab tidak ada berarti kan sama saja menyampaikan guru kita tidak tahu, bodoh?” sahut mereka

“Seperti beli rokok di toko bangunan,” jawab lainnya.

“Wah gini saja, bagaimana jikalau kita jawab ‘Kami belum menemukan, Kiai,’” kata yang ketiga. Yang risikonya tanggapan ini disetujui dua orang temannya.

Lalu ketiganya sowan kembali ke Mbah Kholil, dan menyampaikan jikalau belum menemukan.

“Oh gitu. Ayo kalian ikut saya,” kata Mbah Kholil singkat.

Foto orisinil Syaikhona Kholil Bangkalan


Kemudian dia mengajak ke tepi laut. Mengeluarkan gelas yang dibawa dari rumah dan mengambil air bahari dengan gelasnya. Aneh bin ajaib, ternyata air bahari itu berkembang menjadi susu!

“Sekarang mintalah kepada Allah cita-cita kalian, dengan lantaranku.” ucap Mbah Kholil.

Dua orang santri pertama meminta biar kaya raya. Sedangkan Mbah Manab meminta ilmu yang bermanfaat. Kelak cita-cita mereka terkabul. Dua orang santri itu benar-benar kaya raya, namun kekayaannya habis berbarengan dengan meninggalnya. Sedangkan Mbah Manab dapat mendirikan Pondok Pesantren Lirboyo yang santrinya menyebar ke seluruh Nusantara.

(Sumber kisah: Kiai Anwaril Mustofa dari KH. Fathoni Tanggungharjo Grobogan Jawa Tengah)

bangkitmedia.com

Load comments