Selasa, 26 Februari 2019

Karomah Mbah Kholil Yang Raganya Dapat Menghilang

Kejadian ini terjadi pada demam isu haji. Kapal maritim pada waktu itu, satu-satunya angkutan menuju Mekkah. Semua penumpang calon haji naik ke kapal dan bersiap-siap, tiba-tiba seorang perempuan berbicara kepada suaminya, “Pak, tolong saya belikan anggur, saya ingin sekali,” ucap istrinya dengan memelas.

“Baik, jikalau begitu. Mumpung kapal belum berangkat, saya akan turun mencari anggur,” jawab suaminya sambil bergegas ke luar kapal.

Sang suami pun mencari anggur di sekitar anjungan kapal. Tampaknya tidak ditemui penjual buah anggur seorangpun. Akhirnya, dicobanya masuk ke pasar untuk memenuhi keinginan istri tercintanya. Meski agak lama, toh jadinya anggur itu didapat juga. Betapa gembiranya sang suami mendapat buah anggur itu. Dengan agak bergegas, beliau segera kembali ke kapal untuk menemui istrinya. Namun demikian, betapa terkejutnya sehabis hingga ke anjungan. Kapal yang akan ditumpangi semakin usang semakin menjauh. Sedih sekali melihat kenyataan ini. Dia duduk termangu tidak tahu apa yang mesti diperbuat.

Di ketika duduk memikirkan nasibnya, tiba-tiba ada seorang pria tiba menghampirinya. Dia memperlihatkan nasihat, “Datanglah kau kepada Mbah Kholil Bangkalan, utarakan apa petaka yang menimpa dirimu!” ucapnya dengan tenang.

“Mbah Kholil? Siapa dia? Kenapa harus ke sana? Bisakah beliau menolong ketinggalan saya dari kapal?” begitu pertanyaan itu berputar-putar di benaknya.

“Segeralah ke Mbah Kholil minta tolong padanya untuk membantu kesulitan yang kau alami, insya Allah!” lanjut orang itu menutup pembicaraan.

Tanpa pikir panjang lagi, berangkatlah sang suami yang malang itu ke Bangkalan. Setibanya di kediaman Mbah Kholil, beliau pribadi disambut dan ditanya, “Ada keperluan apa?”

Sang suami yang malang itu menceritakan apa yang dialaminya mulai awal hingga tiba ke Mbah Kholil. Tiba-tiba, Mbah Kholil itu berkata, “Lho, ini bukan urusan saya, ini urusan pegawai pelabuhan. Sana pergi!”

Suami itu pun kembali dengan tangan hampa. Sesampainya di pelabuhan, sang suami malang itu bertemu lagi dengan orang pria tadi yang menyuruh ke Mbah Kholil. Laki-laki itu pun bertanya, ”Bagaimana, sudah bertemu Mbah Kholil?”

“Sudah, tapi saya disuruh ke petugas pelabuhan,” katanya dengan nada putus asa.

“Kembali lagi, temui Mbah Kholil!” ucap orang yang menasihati dengan tegas tanpa ragu.

Maka sang suami yang malang itu pun kembali lagi ke Mbah Kholil. Begitu dilakukannya hingga berulang kali. Baru sehabis ketiga kalinya, Mbah Kholil berucap, “Baik jikalau begitu, alasannya sampeyan ingin sekali, saya bantu sampeyan.”

“Terima kasih, Kiai,” kata sang suami melihat secercah harapan.

“Tapi ada syaratnya,” ucap Mbah Kholil.

“Saya akan penuhi semua syaratnya,” jawab orang itu dengan sungguh-sungguh.

Lalu, Mbah Kholil berpesan, “Setelah ini, insiden apapun yang dialami sampeyan jangan hingga diceritakan kepada orang lain, kecuali saya sudah meninggal. Apakah sampeyan sanggup?”

“Sanggup, Kiai,“ jawabnya spontan.

“Kalau begitu, ambil dan pegang anggurmu, pejamkan matamu rapat-rapat!” kata Mbah Kholil.

Makam Syaikhona Kholil Bangkalan


Sang suami itu pun melakukan perintah Mbah Kholil dengan patuh. Setelah beberapa menit berlalu, dibuka matanya pelan-pelan. Betapa terkejutnya dirinya sudah berada di atas kapal tadi yang sedang berjalan. Takjub dan heran bercampur jadi satu, seakan tak memercayai apa yang dilihatnya. Digosok-gosok matanya sendiri, dicubit lengannya. Benar kenyataan, bukannya mimpi, dirinya sedang berada di atas kapal. Segera ia temui istrinya di salah satu ruang kapal.

“Ini anggurnya, Dik. Saya beli anggur jauh sekali,” dengan senyum penuh arti seakan tidak pernah terjadi apa-apa dan seakan-akan tiba dari arah bawah kapal.

Padahal sebetulnya beliau gres saja mengalami insiden yang dahsyat sekali yang gres kali ini dialami selama hidupnya. Terbayang wajah Mbah Kholil. Dia gres menyadarinya bahwa beberapa ketika yang lalu, sebetulnya beliau gres saja berhadapan dengan seseorang yang mempunyai karomah yang sangat luar biasa. 

Wallahu A’lam

bangkitmedia.com

Load comments