Kamis, 14 Februari 2019

Hukum Menggunjing Orang Lain Di Dalam Hati

Ghibah dan jelek sangka sanggup diucapkan secara lisan, tetapi sanggup juga disimpan di dalam hati. Kita sanggup saja menggunjing orang lain di dalam hati. Kita bercakap-cakap dengan diri kita wacana kekurangan orang lain.

Ghibah dan jelek sangka ini terperinci tidak boleh ibarat tertera dalam keterangan Imam An-Nawawi berikut ini:

“Ketahuilah, jelek sangka haram sebagaimana perkataan. Sebagaimana keharaman perkataanmu kepada orang lain terkait kekurangan seseorang, maka engkau juga haram menyampaikan kekurangan orang lain kepada dirimu sendiri dan jelek sangka terhadapnya. Allah berfirman, ‘Jauhilah banyak sangka.’ (QS. Al-Hujurat: 2). Diriwayatkan dalam Shahih Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, ‘Jauhilah sangka lantaran sangkaan yaitu perkataan paling dusta.’ Hadits yang maknanya serupa dengan ini cukup banyak. Yang dimaksud dengan sangkaan yaitu pembenaran dan keputusan oleh hati atas keburukan orang lain,” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, hal. 295).

Sementara angan-angan yang terlintas di benak kita terkait kekurangan orang lain tidak sanggup ditolak. Ketidakberdayaan kita mengontrol angan-angan itu menjadi alasannya yaitu atas ampunan Allah swt.



Angan-angan jelek yang terlintas di benak kita harus segera dilenyapkan dengan cara mendustakannya. Hanya dengan cara demikian, Allah mengampuni bersitan jelek wacana orang lain sebagai keterangan berikut ini:

“Adapun angan-angan yang lewat di benak seseorang dan bisikan di dalam hati kalau tidak tetap atau tidak ditetapkan oleh yang bersangkutan maka itu dimaaf menurut janji ulama. Pasalnya, lalu-lalang angan-angan (khawatir) itu bukan pilihan kita. Tiada jalan untuk melepaskan diri. Ini yang dimaksud dalam sabda Rasulullah saw., ‘Sungguh, Allah memaafkan umatku atas ucapan yang terbersit di dalam dirinya selagi tidak diutarakan atau diamalkan,’” (Lihat Imam An-Nawawi, Al-Adzkar, hal. 296).

Ulama menjelaskan bahwa angan-angan di dalam batin tidak selalu ghibah atau gunjingan atas kekurangan orang lain. angan-angan itu sanggup berupa kemaksiatan apa saja yang terlintas dan terbersit di benak kita. Semua “pikiran” negatif itu mesti segera dilenyapkan dan diganti dengan pikiran positif. 

Wallahu A’lam


Load comments